Sejarah Rengginang

Rengginang diciptakan pertama kali saat orang zaman dahulu ingin membuat tapai ketan. Namun, bahan ragi mereka kosong. Karena tidak ada, akhirnya beras ketan yang sudah dikukus tersebut dibentuk bulat kecil, lalu dijemur dan digoreng.

sticky rice in bamboo basket put on dark floor

Latar belakang munculnya rengginang ini berhubungan erat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Rengginang awalnya berkembang sebagai bentuk pemanfaatan beras ketan sisa yang tidak sempat diolah atau dimasak menjadi nasi. Masyarakat pedesaan menemukan cara untuk mengolah beras ketan ini agar lebih awet dan bisa dinikmati dalam bentuk camilan renyah yang tahan lama.

Berikut adalah beberapa faktor latar belakang munculnya rengginang:

1. Kearifan Lokal dalam Pengolahan Pangan

Di masa lalu, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk memaksimalkan pemanfaatan bahan pangan agar tidak terbuang sia-sia. Beras ketan yang tersisa atau berlebih sering dikeringkan untuk dijadikan rengginang. Teknik pengawetan makanan melalui pengeringan dan penggorengan ini menjadikan rengginang mampu bertahan lama, bahkan tanpa bahan pengawet, sehingga cocok sebagai camilan yang bisa disimpan dan dinikmati kapan saja.

2. Kebutuhan Camilan Tahan Lama untuk Acara-Adat

Dalam berbagai upacara adat dan acara keluarga, terutama di Jawa, diperlukan makanan yang praktis, awet, dan dapat disimpan lama. Rengginang sering kali disajikan saat acara pernikahan, syukuran, dan upacara adat lainnya. Penyajiannya juga melambangkan rasa syukur dan kebersamaan. Hal ini membuat rengginang semakin dikenal sebagai salah satu camilan khas yang memiliki makna simbolis.

3. Keberagaman Camilan Tradisional dalam Budaya Jawa

Di Jawa, makanan bukan hanya soal rasa tetapi juga memiliki nilai filosofis. Banyak makanan berbahan ketan yang dianggap sebagai simbol kebersamaan, kelekatan, dan keakraban dalam keluarga, sejalan dengan sifat lengket dari beras ketan itu sendiri. Rengginang pun turut membawa makna tersebut, sehingga menjadi lebih dari sekadar makanan ringan.

4. Kemudahan Bahan dan Teknik Pengolahan

Beras ketan mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau, terutama di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya adalah petani. Proses pembuatan rengginang juga sederhana, mulai dari memasak ketan, membentuk, menjemur, hingga menggoreng. Ini menjadikan rengginang sebagai camilan yang ekonomis namun lezat dan populer di kalangan masyarakat.

Dengan latar belakang ini, rengginang tetap bertahan sebagai camilan tradisional hingga saat ini dan telah mengalami variasi rasa serta bentuk untuk menyesuaikan selera masyarakat modern.

Similar Posts

One Comment

Tinggalkan Balasan ke A WordPress Commenter Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *